Apaan tu


" width="

Jumat, 08 Mei 2015

CARA MENARIK MINAT DAN PERHATIAN SISWA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR




  1. Menarik Minat dan Perhatian Siswa

 Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan suatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Misalnya, seseorang anak menaruh minat terhadap bidang kesenian, maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian.
Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat siswa, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat efektif seperti motifasi, rasa percaya diri, dan minatnya. William James (1890) melihat bahwa minat siswa merupakan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, efektif merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.
Mengingat pentingya minat dalam belajar, seseorang tokoh pendidikan lainnya dari Belgia yakni Ovide Decroly (1871-1932), mendasarkan sistem pendidikan pada pusat minat yang pada umumnya dimiliki oleh setiap orang. Yaitu minat terhadap makanan, pelindungan terhadap pengaruh iklim (pakaian dan rumah), mempertahankan diri terhadap bermacam-macam bahaya dan musuh, bekerja sama dalam olah raga. Musell dalam bukunya Succesful Teaching, memberikan suatu klasifikasi yang berguna bagi guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa. Ia mengemukakan 22 macam minat yang diantaranya aialah bahwa anak memiliki minat terhadap belajar. Dengan demikian, pada hakikatnya setiap anak berminat terhadap belajar dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan minat anak terhadap belajar.
Perhatian bersifat lebih sementara dan adanya hubungannya dengan minat. Perbedaannya adalah minat sifatnya menetap sedangkan perhatian sifatnya sementara, adakalanya menghilang. Misalnya seorang anak sedang belajar diruang depan tiba-tiba adiknya menangis, ia segera mendekatinya. Hilanglah perhatian anak itu terhadap belajar, sesudah adiknya dia ia mulai lagi memusatkan perhatiannya terhadap belajar. Bila tidak ada perhatian ia tidak mungkin dapat belajar. Jadi, perhatian itu sebenarnya hilang sebentar timbul kembali sedangkan minat selalu atau tetap ada.
Apabila kita perhatikan dalam kegiatan belajar mengajar akan didapat dua macam tipe perhatian, yaitu:
1.        Perhatian terpusat (terkonsentrasi)
Perhatian terpusat hanya tertuju pada satu objek saja, misalnya seseorang anak sedang belajar. Ia tidak memperhatikan adiknya yang menangis, perhatiannya hanya tertuju kepada pelajaran. Apapun yang terjadi disekitar itu tidak diperkatikannya dan ia terus belajar. Dalam kegiatan belajar dikelas, seorang siswa hendaknya menggunakan perhatian terpusat pada pelajaran sehingga pelajaran yang diterimanya dapat dipahami dengan baik. Oleh karena itu, guru berusaha untuk memusatkan perhatian siswa terhadap apa yang disampaikannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat peraga pengajaran dalam penyajian materi pelajaran kepada anak didiknya.
1.        Perhatian Terbagi (tidak terkonsentrasi)
Perhatian tertuju kepada berbagai hal atau objek secara sekaligus, misalnya seorang guru yang sedang mengajar memperhatikan bahwa pelajarannya, memperhatikan siswa yang dihadapinya dan juga memperhatikan apa yang sedang diucapkannya. Dengan demikian, guru tidak hanya memperhatikan pelajarannya tetapi juga harus memperhatikan segala sesuatu yang terjadi disekitarnya.
(Dikutif dari berbagai sumber )
Terima kasih telah mengunjungi blog ini....Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar