Apaan tu


" width="

Sabtu, 09 Mei 2015

Cara mengkombinasi Metode ceramah dengan Metode lainnya Dalam Pembelajaran



setiap metode mempunyai kebaikan dan kelemahan. Karena itu, guru perlu mengetahui kapan suatu metode tepat digunakan dan kapan harus digunakan kombinasi dari metode-metode. Guru hendaknya memilih metode yang dapat dikombinasikan. Sebagai contoh, dibawah ini dikemukakan beberapa metode yang dicoba dikombinasikan.
            1. Ceramah, Tanya Jawab dan Tugas
Mengingat ceramah banyak kelemahannya maka penggunaannya harus didukung dengan alat dan media atau dengan metode lain. Oleh sebab itu setelah guru selesai memberikan ceramah maka dipandang perlu untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengadakan Tanya jawab. Tanya jawab inidiperlukan untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap apa yang telah disampaikan oleh guru melalui metode ceramah. Untuk lebih memantapkan penguasaan peserta didik terhadap bahan / materi yang telah disampaikan, maka pada tahap selanjutnya peserta didik diberikan tugas, misalnya membuat kesimpulan / generalisasi hasil ceramah, mengerjakan pekerjaan rumah, diskusi, dan lain-lain.
2.               2.  Ceramah, Diskusi dan Tugas
Penggunaan ketiga jenis metode mengajar ini dapat dilakukan diawali dengan ceramah, dimaksudkan untuk memberikan penjelasan/informasi mengenai bahan yang akan dibahas dalam diskusi, sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, pada akhir kegiatan diskusi peserta didik diberikan beberapa tugas yang harus dikerjakan saat itu juga. Maksudnya untuk mengetahui hasil yang dicapai peserta didik melalui diskusi tersebut. Dengan demikian, tugas ini sekaligus merupakan umpan balik bagi guru terhadap hasil diskusi dapat mengeliminasi kelemahan metode ceramah, dengan metode diskusi terjadi komunikasi dan interaksi kelas menjadi hidup.
3.                3.  Ceramah, Problem Solving dan Tugas
Pada saat guru memberikan pelajaran kepada peserta didik, adakalanya timbul suatu persoalan/masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya penjelasan secara lisan melalui metode ceramah. Untuk itu guru perlu menggunakan metode problem solving sebagai jalan keluarnya. Kemudian diakhiri dengan tugas-tugas, baik individu maupun kelompok sehingga peserta didik melakukan tukar pikiran dalam memecahkam masalah yang dihadapinya. Metode ini banyak menimbulkan kegiatan belajar peserta didik yang lebih optimal.
4.               4.  Ceramah, Demonstrasi dan Eksperimen
Penggunaan metode demonstrasi selalui diikuti dengan eksperimen. Apapun yang didemonstrasikan baik oleh guru maupun oleh peserta didik tanpa diikuti dengan eksperimen tidak akan mencapai hasil yang efektif. Dalam melaksanakan demonstrasi, seorang guru atau peserta didik menjelaskan apa yang akan didemonstrasikan, sehingga semua peserta didik dapat mengikuti jalannya demonstrasi tersebut dengan baik. Kemudian peserta didiknya mempraktekkan suatu proses tersebut, setelah melihat atau mengamati apa yang telah didemonstrasikan oleh seorang demonstator, eksperimen dapat juga dilakukan untuk membuktikan kebenaran dari sesuatu, misalnya menguji sebuah hipotesis. Dalam pelaksanaannya metode demonstrasi dan eksperimen dapat digabungkan, artinya setelah dilakukan demonstrasi kemudian diikuti dengan eksperimen dengan disetai penjelasan secara lisan (ceramah).
5.                5.  Ceramah, Sosiodrama dan Diskusi
Sebelum metode sosiodrama digunakan, terlebih dahulu harus diawali dengan dari guru tentang situasi sosial yang akan didramatisasikan oleh para pelaku. Tanpa diberikan penjelasan tersebut, anak tidak akan dapat melakukan peranannya dengan baik. Oleh sebab itu ceramah mengenai masalah sosial yang akan didemostrasikan penting sekali dilaksanakan sebelum melakuakn sosiodrama.
Sosiodrama adalah sandiwara tanpa naskah, tanpa latihan terlebih dahulu sehingga dilakukan secara spontan. Masalah yang didramatisasikan adalah mengenai situasi yang sedang memuncak, kemudian dihentikan. Selanjutnya diadakan diskusi sebagai jalan cerita seterusnya atau dinilai jalan ceritanya atau pemecahan risalah selanjutnya.
6.                6.  Ceramah, Demonstrasi dan Drill
Metode drill umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan dari bahan yang dipelajari. Oleh sebab itu metode ceramah dapat digunakan sebelum maupun sesudah drill dilakukan. Tujuan dari ceramah untuk memberikan penjelasan pada peserta didik mengenai bentuk keterampilan tertentu yang hendak dilakukannya. Sedangkan demonstrasi disini dimaksudkan untuk memperagakan atau mempertunjukkan suatu keterampilan yang akan dipelajari peserta didik. Misalnya belajar menasik haji. Peserta didik sebelumberlatik menasik diberikan penjelasan dulu tentang kegiatan yang akan dilakukan melalui ceramah. Lalu guru mendemonstrasikan cara manasik haji peserta didik memperhatikan demonstrasi tersebut setelah ia baru peserta didik mulai latihan manasik haji seperti yang dilakukan guru.
7.            7.   Ceramah, Demonstrasi, Eksperimen, Diskusi, Pemberian Tugas Belajar Resitasi, dan Tanya Jawab
             Dalam mengajar shalat misalnya didahului dengan penjelasan tentang rukun, syarat dan tata cara pelaksanaan shalat (ceramah). Kemudian guru mendemonstrasikan bagaiman tata cara pelaksanaan shalat yang benar (demonstrasi). Setelah itu beberapa orang peserta didik disuruh melaksanakan shalat seperti yang dicontohkan guru (eksperimen). Kemudian guru mencoba memecahkan hikmah yang terkandung dalam shalat (diskusi). Diakhir pelajaran diajukan beberapa pertanyaan tentang materi shalat yang sudah diajarkan dan peserta didik menjawab (tanya jawab). Sebelum pelajaran ditutup, guru menugaskan para peserta didik untuk membuat laporan tentang pelaksanaan shalat oleh masyarakat disekitar tempat tinggalnya dan selanjutnya laporan tersebut dipertanggungjawabkan dihadapan guru dan teman-temannya (pemberian tugas belajar dab resitasi).

Terima kasih telah mengunjungi Blog kami..... salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar