- Menarik Minat dan Perhatian Siswa
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya
minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang
relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya
terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan suatu yang
diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Misalnya, seseorang anak menaruh minat terhadap bidang kesenian, maka ia akan
berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian.
Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan
sifat-sifat siswa, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat
maupun yang bersifat efektif seperti motifasi, rasa percaya diri, dan minatnya.
William James (1890) melihat bahwa minat siswa merupakan derajat keaktifan
belajar siswa. Jadi, efektif merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa
secara aktif dalam belajar.
Mengingat pentingya minat dalam belajar, seseorang
tokoh pendidikan lainnya dari Belgia yakni Ovide Decroly (1871-1932),
mendasarkan sistem pendidikan pada pusat minat yang pada umumnya dimiliki oleh
setiap orang. Yaitu minat terhadap makanan, pelindungan terhadap pengaruh iklim
(pakaian dan rumah), mempertahankan diri terhadap bermacam-macam bahaya dan
musuh, bekerja sama dalam olah raga. Musell dalam bukunya Succesful Teaching,
memberikan suatu klasifikasi yang berguna bagi guru dalam memberikan pelajaran
kepada siswa. Ia mengemukakan 22 macam minat yang diantaranya aialah bahwa anak
memiliki minat terhadap belajar. Dengan demikian, pada hakikatnya setiap anak
berminat terhadap belajar dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan
minat anak terhadap belajar.
Perhatian bersifat lebih sementara dan adanya
hubungannya dengan minat. Perbedaannya adalah minat sifatnya menetap sedangkan
perhatian sifatnya sementara, adakalanya menghilang. Misalnya seorang anak
sedang belajar diruang depan tiba-tiba adiknya menangis, ia segera
mendekatinya. Hilanglah perhatian anak itu terhadap belajar, sesudah adiknya
dia ia mulai lagi memusatkan perhatiannya terhadap belajar. Bila tidak ada
perhatian ia tidak mungkin dapat belajar. Jadi, perhatian itu sebenarnya hilang
sebentar timbul kembali sedangkan minat selalu atau tetap ada.
Apabila kita perhatikan dalam kegiatan belajar
mengajar akan didapat dua macam tipe perhatian, yaitu:
1.
Perhatian
terpusat (terkonsentrasi)
Perhatian terpusat hanya tertuju pada satu objek saja,
misalnya seseorang anak sedang belajar. Ia tidak memperhatikan adiknya yang
menangis, perhatiannya hanya tertuju kepada pelajaran. Apapun yang terjadi
disekitar itu tidak diperkatikannya dan ia terus belajar. Dalam kegiatan
belajar dikelas, seorang siswa hendaknya menggunakan perhatian terpusat pada
pelajaran sehingga pelajaran yang diterimanya dapat dipahami dengan baik. Oleh
karena itu, guru berusaha untuk memusatkan perhatian siswa terhadap apa yang
disampaikannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat peraga
pengajaran dalam penyajian materi pelajaran kepada anak didiknya.
1.
Perhatian
Terbagi (tidak terkonsentrasi)
Perhatian tertuju kepada berbagai hal atau objek
secara sekaligus, misalnya seorang guru yang sedang mengajar memperhatikan
bahwa pelajarannya, memperhatikan siswa yang dihadapinya dan juga memperhatikan
apa yang sedang diucapkannya. Dengan demikian, guru tidak hanya memperhatikan
pelajarannya tetapi juga harus memperhatikan segala sesuatu yang terjadi disekitarnya.
(Dikutif dari
berbagai sumber )
Terima
kasih telah mengunjungi blog ini....Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar